KINERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN TRANS PEKANBARU (UPT PTP) DALAM MENINGKATKAN LAYANAN TRANS METRO KOTA PEKANBARU
Abstract
Kinerja unit pelaksana adalah kualitas dan kuantitas yang mencakup unsur teknik dan sudah diraih dengan baik oleh para pegawai yang menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang sudah di tetapkan instansi. Trans Metro di Kota Pekanbaru merupakan kendaraan umum yang disediakan untuk masyarakat dan berada dibawah kendali pelaksana teknis pengelolaan kota Pekanbaru yang bertujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang transportasi. Dalam pelayanan publik masih tergolong standar serta dibawah kendali kepala pelaksana teknis pengelolaan bus trans yang ada dikota ini. Adapun permasalahan yang ditemukan yaitu jam operasional yang belum konsisten, belum adanya jalur khusus transmetro akibatnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemacetan lalu lintas serta kualitas layanan terkait sarana dan prasarana juga masih belum memadai. Maka dari itu unit pelaksana teknis pengelolaan trans Pekanbaru harus menanggapi permasalahan tersebut dengan mengembangkan sistem perbaikan terhadap kinerja mereka dalam manajemen dan pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja unit pelaksana teknis pengelolaan transportasi perkotaan (UPT PTP) dalam meningkatkan layanan bus trans metro Kota Pekanbaru serta mengetahui faktor penghambat apa saja yang dialami pelaksana teknis dalam menjalani tugasnya. Penelitian ini menggunakan teori kinerja Agus Dwiyanto (2018) dan menghasilkan 5 indikator, diantaranya: Produktivitas, Kualitas Layanan, Responsivitas, Responsibilitas dan Akuntabilitas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah pemaparan tentang kinerja para pelaksana teknis terhadap bus trans kota Pekanbaru yang dapat dikatakan belum terlaksana dengan baik karena beberapa faktor yaitu: permasalahan dana, partisipasi masyarakat dan juga jam operasional yang belum optimal.